Surat Al-Ikhlas (Memurnikan Tauhid)

Surat Al-Ikhlas (Memurnikan Tauhid)

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ () اللَّهُ الصَّمَدُ ()لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ()وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

1. Katakanlah;”Dialah Allah Yang Maha Esa,

2. Allah adalah Tuhan tempat bergantung,

3. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan,

4. dan tidak seorangpun yang setara dengan Dia.”

Materi Surat

Surat ini berbicara tentang sifat-sifat Allah ‘Ajawajalla Yang Maha Esa, Maha mengumpulkan semua sifat Kesempurnaaan, Maha dibutuhkan untuk selamanya, Yang tidak butuh kepada selain-Nya, Suci dari sifat-sifat kekurangan, sejenis, dan serupa.

Surat ini membantah kaum nashara yang berpegang pada “trinitas” dan membantah kaum musyrikin yang menjadikan bagi Allah ‘Ajawajalla anak cucu. Maha Tinggi Allah ‘Ajawajalla dari apa yang mereka ucapkan.

Penamaan Surat

Surat ini diberi banyak nama, dan yang paling masyhur; surat Al-Ikhlas karena berbicara tentang pemurnian tauhid bagi Allah ‘Ajawajalla Yang Maha Suci dari segala kekurangan dan Yang tidak mempunyai seorangpun sekutu.

Korelasi Dengan Surat Sebelumnya

Surat Al-Kafirun mengandung pelepasan dari segala macam kekafiran dan kemusyrikan sedangkan surat ini untuk menetapkan Keesaan Allah ‘Ajawajalla Yang Maha Istimewa dengan sifat-sifat Kesempurnaan, Maha diharapkan untuk selamanya, Maha Suci dari sekutu dan serupa. Oleh karenanya, keduanya dipasangkan dalam bacaan dari banyak shalat, sepertidua rakaat fajar (sunnah sebelum  Shubuh), dua rakaat thawaf, sunnah sesudah Maghrib, Istikharah (minta petunjuk), serta shalat musafir.

Keutamaannya

Banyak hadits yang membicarakankeutamaan surat ini dan bahwa dia membandingkan sepertiga bacaan Al-Quran. Imam Muslim dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: “Rasul Shalallahu’alaihiwassalam bersabda: ‘Berkumpullah…!! Karena saya hendak membacakan pada kalian sepertiga Al-Quran’. Lalu berkumpullah siapa yang ikut berkumpul, kemudian Rasul Shalallahu’alaihiwassalam keluar (dari rumah Beliau Shalallahu’alaihiwassalam yang bersambung dengan masjid) dan membaca qul huwallahu ahad.., dan masuk kembali. Maka sebagian kami berkata kepada sebagian yang lain: ‘Rasulullah Shalallahu’alaihiwassalam tadi bersabda bahwa “Saya akan bacakan pada kalian sepertiga Al-Quran..”, menurut saya nanti sore akan diteruskan, lalu Nabi Shalallahu’alaihiwassalam keluar lagi dan bersabda:’ Sesungguhnya saya telah bersabda kepada  kalian akan membacakan pada kalian sepertiga Al-Quran.

‘Ketahuilah Al-Ikhlas itu membandingi sepertiga Al-Quran!!.”

Sebab Turunnya

Imam Ahmad, At-Tirmidzy, dan Ibnu Jarir mengeluarkan sebuah hadits dari Ubay bin Ka’ab bahwa kaum musyrikun berkata kepada Nabi Shalallahu’alaihiwassalam: “Wahai Muhammad jelaskan pada kami asal usul Rabbmu!!”, Maka Allah ‘Ajawajalla menurunkan surat Al-Ikhlas.

Kosa Kata

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

(Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa):

Katakanlah wahai Muhammad terhadap orang yang menanyakan padamu tentang Rabbmu: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”

اللَّهُ الصَّمَدُ

(Allah Rabb tempat bergantung): Allah ‘Ajawajalla yang seharusnya segala ibadah hanya diperuntukkan bagi-Nya.

 الصَّمَدُ

(Allah tempat bergantung): Rabb yang menjadi tempat bergantung untuk selamanya dan menunaikan hajat.

لَمْ يَلِدْ

(Dia tidak beranak): Tidak hilang binasa, sebab tidak ada sesuatu yang beranak kecuali ia pasti hilang binasa.

وَلَمْ يُولَدْ

(Dan tidak pula diperanakkan): Bukan sesuatu yang baru yang tadinya tidak ada lalu ada. Dia ada pertama dan selamanya.

وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

(Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia): Tidak ada seorangpun yang serupa atau sama dengan-Nya,

(tidak ada yang semisal dengan-Nya)

Makna Secara Global

قُلْ

(Katakanlah): Perkataan yang mantap, yakin, dan mengetahui benar maknanya.

هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

(Dialah Allah Yang Maha Esa) artinya: Terkhususkan keesaan untuk-Nya. Dialah Allah Yang Maha Esa, Yang sendiri mempunyai Kesempurnaan, Yang memiliki nama-nama yang indah, sifat-sifat sempurna nan tinggi, dan perbuatan yang suci, yang tidak ada keserupaan dan permisalan bagi-Nya.

اللَّهُ الصَّمَدُ

(Allah adalah Rabb tempat bergantung) artinya: Yang dituju dalam semua hajat. Para penghuni alam tinggi (malaikat) dan alam bawah (manusia) sangat bergantung kepada-Nya, memohon kebutuhan dan mengharap dalam segala kepentingan kepada-Nya, karena Dia Maha Sempurna dalam semua sifat-sifat-Nya. Al-Alim: Yang Sempurna Ilmu-Nya, Al-Halim: Yang Sempurna santun-Nya, Ar-Rahim: Yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, dan semua sifat-sifat Allah ‘Ajawajalla Yang Maha Sempurna.

Diantara kemuliaan-Nya,

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

(Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan) karena kesempurnaan ketidak-butuhan-Nya pada yang lain.

وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

(Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia), tidak dalam nama-Nya, sifat-Nya, serta perbuatan-Nya. Jadi ,surat ini mengandung tauhidasma’ dan sifat.

Faedah Surat

1. Ma’rifah pada Allah ‘Ajawajalla dengan nama-nama dan sifat-sifatNya.

2. Penetapan tauhid dan nubuwwah

3. Batilnya menisbatkan anak pada Allah ‘Ajawajalla

4. Kewajiban ibadah hanya kepada Allah ‘Ajawajalla tidak ada sekutu bagi-Nya dalam penyembahan, karena Dia adalah Allah ‘Ajawajalla Pemilik urusan Ketuhanan dan kehambaan, tidak selain Dia.

(diambil dari buku Ad-Durusil Muhimmah li Ammatil Ummah, Cahaya Tauhhid Pres)