Petunjuk Nabi Untuk Mendapatkan Keselamatan (1)

Petunjuk Nabi Untuk Mendapatkan Keselamatan (1)

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Di Tulis Oleh Ustadz Kharisman

A.     Pendahuluan

 

Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam. Petunjuk beliau mencakup seluruh segi kehidupan bagi seseorang untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah perasaan aman dari segala macam marabahaya yang mengancam keselamatan hidupnya.

Nabi Muhammad shollallaahu ‘alaihi wasallam telah memberikan bimbingan bagi kita tentang apa saja yang dilarang dan apa yang seharusnya dilakukan. Sebagian manusia ingin mendapatkan keselamatan itu dengan cara-cara yang terlarang, seperti memakai jimat, bertathoyyur, dan minta tolong kepada Jin. Kadangkala, seseorang mendapatkan apa yang diinginkan itu (keselamatan) di dunia meski ia melakukan sesuatu yang terlarang secara syariat. Mereka kemudian menyangka bahwa apa yang dilakukan itu telah diridhai oleh Allah, buktinya adalah apa yang mereka inginkan tercapai. Contohnya, orang yang memakai jimat untuk keselamatan. Atas taqdir Allah ia diselamatkan dari suatu marabahaya. Ia kemudian menyangka bahwa dengan sebab jimat itu ia mendapatkan keselamatan dan perbuatannya memakai jimat itu diridhai oleh Allah. Padahal itu adalah bentuk ujian dan istidraj dari Allah.

إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ }

Jika engkau melihat Allah memberikan kepada seorang hamba kenikmatan duniawi yang dia senangi dengan melakukan kemaksiatan (pelanggaran syariat), sesungguhnya itu adalah istidraj. Kemudian Rasulullah membaca ayat –yang artinya-: “Maka tatkala mereka telah melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika iu mereka terdiam putus asa (Q.S al-An’am:44)(H.R Ahmad)

Orang-orang mudah tertipu dengan keberhasilan duniawinya. Ketika ia mendapat kebahagiaan, keselamatan, kesehatan, dan semisalnya dengan cara tertentu, ia anggap itu adalah bukti bahwa Allah meridhai caranya.. Padahal patokan utama seharusnya adalah dalil syar’i AlQur’an dan Sunnah Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam yang shahihah dengan pemahaman para Sahabat Nabi dan Ulama’ Ahlussunnah. Apa yang dilarang dalam al-Quran dan as-Sunnah adalah sesuatu hal yang terlarang dan dibenci Allah, meski bisa saja menimbulkan kenikmatan duniawi. Namun itu adalah kenikmatan duniawi yang semu dan sementara, tercabutnya berkah, dan bisa berakibat kesengsaraan di akhirat, wal iyaadzu billah…

 

Berikut ini adalah sebagian petunjuk Nabi bagi seseorang yang ingin mendapatkan keselamatan dari marabahaya di dunia. Kami bagi pembahasan menjadi 2 hal utama, yaitu: hal-hal yang dilarang Nabi dan hal-hal yang disunnahkan. Untuk hal-hal yang disunnahkan, khusus diambilkan untuk yang terkait dengan keselamatan. Sebagai contoh, bacaan doa pagi petang ada banyak yang dicontohkan Nabi, demikian juga doa/dzikir sebelum tidur dan selepas sholat Fardhu, namun yang disebutkan di sini hanyalah sebagian yang terkait dengan keselamatan dari marabahaya di dunia.

B.     Menghindari Larangan Nabi

 

Larangan – larangan Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bagi orang-orang yang mencari keselamatan

  1. Memakai Jimat

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْبَلَ إِلَيْهِ رَهْطٌ فَبَايَعَ تِسْعَةً وَأَمْسَكَ عَنْ وَاحِدٍ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ بَايَعْتَ تِسْعَةً وَتَرَكْتَ هَذَا قَالَ إِنَّ عَلَيْهِ تَمِيمَةً فَأَدْخَلَ يَدَهُ فَقَطَعَهَا فَبَايَعَهُ وَقَالَ مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ  ( رواه أحمد و الطبراني)

“ Dari ‘Uqbah bin ‘Aamir al-Juhaniy bahwasanya Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam didatangi oleh sekelompok orang (berjumlah sepuluh), beliau membaiat 9 orang dan membiarkan satu orang. Mereka bertanya : Wahai Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam, (mengapa) anda membaiat 9 dan membiarkan 1 orang ? Rasul menjawab : Sesungguhnya ia menggunakan jimat. Maka orang tersebut memasukkan tangannya (ke dalam bajunya) dan memutus jimatnya, sehingga kemudian Rasul membaiatnya. Rasul bersabda : Barangsiapa yang menggantungkan jimat, sungguh dia telah berbuat syirik” (H.R Ahmad dan Thabarani)

 

2. Melakukan tathoyyur/ thiyarah  : menganggap sial dengan adanya tanda-tanda tertentu yang bukan sebab-sebab syar’i ataupun qodari, seperti hari / bulan sial, kicauan burung, dsb.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ (رواه أحمد)

“ Dari Abdullah bin ‘Amr beliau berkata : Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang mengurungkan rencana keperluannya karena thiyaroh, maka sungguh dia telah berbuat syirik” (H.R Ahmad)

 

3. Meminta bantuan Jin

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari kalangan jin maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan (Q.S al-Jin:6)

 

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الْإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ

Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman): Hai golongan jin sesungguhnya kalian telah banyak menyesatkan manusia. Lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari kalangan manusia: Ya Tuhan kami sesungguhnya sebagian kami telah mendapatkan kesenangan dari sebagian yang lain dan kami telah sampai pada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami. Allah berfirman: Neraka itulah tempat diam kalian. Kalian kekal di dalamnya, kecuali atas kehendak Allah. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui (Q.S al-An’aam:128)